Rabu, 23 Mei 2012

LAPORAN HYGEINE LINGKUNGAN KERJA “ GETARAN PADA STASIUN KERETA API AMBARAWA”


LAPORAN
HYGEINE LINGKUNGAN KERJA
GETARAN PADA STASIUN KERETA API AMBARAWA”







Disusun Oleh :
Desy Mutiara S Putri                (020110a009)
Hujjah Naniyah                        (020110a017)
Nurul Hasanah                         (020110a033)
Sri Rahayu                               (020110a046)




PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN
2012






Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan rahmatNya  yang dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Higiene Lingkungan Kerja ini. Maksud dan tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai sumber referensi mengenai “ Kebisingan di Stasiun Kereta Api Ambarawa” dan  mengetahui kejadian-kejadian atau hazard yang terjadi karena vibration hazard di lingkungan kerja, dimana dalam pembuatan makalah tersebut didasarkan dari beberapa sumber artikel dan jurnal serta buku pengetahuan yang terpercaya.
Selain itu, penyusunan laporan ini untuk memenuhi tugas dasar Higiene Lingkungan Kerja semester 4. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh pihak terkait yang telah membantu dalam memberikan informasi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk penyusunan laporan tersebut. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, pendapat dan saran dari pembaca maupun pengguna laporan ini sangat kamiharapkan. Atas perhatian dan waktunya kami mengucapkan terima kasih



Semarang, 1 April 2012


                                   Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Getaran atau vibrasi adalah pergerakan bolak-balik suatu massa/berat melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik tertentu. Dampak getaran terhadap manusiaterutama terjadi pada bagian organ-organ tertentu seperti: dada, kepala, rahang dan persendian lainnya. Di samping rasa ketidak nyamanan yang ditimbulkan oleh goyangan organ seperti ini, menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan Orteoartritis tulang belakang. Getaran dapat juga menimbulkan efek vaskuler dan efek neurologic. Getaran diduga dapat menyebabkan perubahan atau peningkatan tekanan darah yang pada tingkat tertentu dapatmengakibatkan hipertensi. Getaran yang tinggi memungkinkan mengakibatkan stress pada pekerja, dan peningkatan tekanan darah adalah salah satunya.
Terdapat beberapa bahaya kesehatan (health hazard) akibat getaran di dalam kabin lokomotif kereta api uap yang dapat menimbulkan penyakit. Kereta api adalah alat transportasi darat yang sudah tidak asing lagi bagi manusia. Keberadaannya sudah ada sejak tahun 1800,dimulai dengan kereta api uap. Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air yangdibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu baraataupun minyak bakar, oleh karena itu, kendaraan ini dikatakan sebagai kereta api dan terbawa sampai sekarang.
Meskipun saat ini keberadaannya bukan lagi sebagai alattransportasi umum, tetapi masih digunakan untuk keperluan yang sederhana, misalnya untuk berwisata jarak dekat, atau bahkan untuk di museumkan. Banyak masyarakatyang ingin mencoba menaiki kereta api uap,  hal ini pula yang mendukung keberadaan kereta api uap. Namun dalam pengoperasiannya, kereta api uap berpotensi menimbulkan bahaya kesehatan (health hazard) bagi masinis dan pekerja lainnya.Seorang masinis bertugas menjalani lokomotif yang menarik atau mendorong rangkaian kereta-kereta. Tugas ini memerlukan kinerja (performance) yang baku(standardized). Variasi tindakan mengemudi atau mengendalikan lokomotif tidak besar yang pada umumnya merupakan tindakan-tindakan rutin di dalam kabin, dan komunikasi tidak banyak dengan petugas PK diperlintasan.
B.       Rumusan masalah
a.         Mengidentifikasi hasil pengamatan getaran pada kereta api lokomotif di Stasiun Ambarawa.
b.        Mengetahui pengaruh getaran terhadap fisik dan psikis.
c.         Mengetahui penanggulangan getaran.
C.       Tujuan
a.         Meningkatnya pengetahuan pengelola terkait kesehatan dan keselamatan kerja.
b.        Maksud dari  laporan tentang getaran serta penanggulangannya ini dapat dijadikan masukan untuk membenahi kualitas kesehatan dan keselamatan kerja pada masinis lokomotif di Stasiun Ambarawa. 






BAB II
HASIL PENGAMATAN

I.         Lokasi / Unit Kerja
Stasiun Kereta Api Ambarawa
Desa           : Temenggungan
Kelurahan  : Pajang
Kecamatan : Ambarawa
Kabupaten  : Semarang
II.      Keselamatan kerja
Penggunaan sarung tangan khusus anti getar, masker untuk menghindari asap terhirup terlalu banyak, dan alas kaki khusus anti getar. Masinis tidak menggunakan sarung tangan saat memasukkan kayu bakar.
Hal tersebut dikarenakan tidak ada nya fasilitasi yang menyediakan sarung tangan tersebut. Ia sudah sering meminta sarung tangan sebanyak 2 pasang, tetapi tidak ada tanggapan. Menurutnya,sarung tangan yang digunakannya hanya bertahan dua kali namun karena tidak ada tanggapan dari pihak pengelola maka sarung tangan yang sudah rusak tetap digunakannya.
III.   Identifikasi getaran
a.         Intensitas getaran :
b.        Frekuensi getaran :
c.         Lama paparan : 10 jam
d.        Jenis getaran :
1.        Getaran seluruh tubuh (whole body vibration)
IV.   Jenis potensi bahaya
Getaran seluruh tubuh dapat mempengaruhi persepsi visual dan performansi psikomotor,sirkulasi, dan system pernafasan kearah yang lebih rendah.






BAB III
PEMBAHASAN

Kami mewanwancarai seorang masinis kereta api uap stasiun Ambarawa. Kereta api uap ini bukan lagi digunakan sebagai alat transportasi tetapi sebagai salah satu objek wisata.Karena usia kereta yang sudah cukup tua,maka kereta api uap ini dijadikan salah satu peninggalan bersejarah Indonesia. Selain itu stasiunnya pun sudah dijadikan Museum. Hanya ada beberapa lokomotif yang masih bisa digunakan. Yang masih bisa beroperasi inilah digunakan sekedar untuk berwisata dan jalan-jalan oleh para pengunjung museum.

A.      Pengertin getaran
Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan (KEP-51/MEN/1999). Getaran terjadi saat mesin atau alatdijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis (Sugeng Budiono,2003:35). Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar titik (J.M. Harrington, 1996:187). Vibrasiadalah gerakan, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesinatau alat-alat mekanis lainnya (J.F.Gabriel, 1996:96). Geteran merupakan efek suatu sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21). Getaran adalah suatu factor fisik yangmenjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja (Emil Salim, 2002:253)

B.       Pengaruh getaran atau vibrasi dari kereta api uap terhadap kesehatan fisik dan psikis masinis

Dari hasil wawancara kami dengan masinis kereta api uap, diketahui bahwa ia bekerja selama kurang lebih 10 jam. Dengan sekali perjalanan dari Ambarawa menuju Bendono kurang lebih 2 jam. Ini bisa dilakukan hingga 5 kali perjalanan pulang pergi.Masinis kereta api tersebut mengeluhkan kondisi tubuh nya yang sering pegal-pegal. Hal ini dimungkinkan akibat paparan getaran yang cukup lama dari kereta api uaptersebut. Dalam kondisi normal, paparan getaran yang aman diterima seorang masinis ketika ia bekerja yaitu sekitar 6-8 jam.
Posisi masinis saat bekerja yaitu berdiri selama melakukan perjalanan, ini mengindikasikan bahwa getaran yang diterima oleh masinis yaitu getaran seluruh tubuh. Masinis kereta api tersebut mengakui bahwa dirinya terpapar getaran ketika bekerja, namun beliau mengatakan bahwa tidak ada efek samping dari getaran ini. Tetapi perlu diketahui bahwa getaran seluruh tubuh dapat mempengaruhi persepsi visual dan performansi psikomotor, sirkulasi, dan system pernafasan kearah yang lebih rendah. Getaran membangkitkan reflex otot-otot yang mempunyai fungsi melindungi, menyebabkan besarnya otot menjadi lebih kecil. Aktifitas reflek otot menjadi indikasi kenaikan konsumsi energy, detak jantung dan tingkat pernafasan manusia ketikamengalami getaran yang sangat kuat.
 Efek getaran yang paling penting terjadi pada fungsi penglihatan karena dapat berkurangnya efisiensi pada pengemudi kereta api. Disamping rasa tidak ketidak nyamanan yang ditimbulkan oleh goyangan organ seperti ini, menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan orteoartritis tulang belakang getaran seluruh tubuh biasanya dialami pengemudi kendaraan; traktor, bus,helikopter, kereta api atau bahkan kapal. Efek yang timbul tergantung getaran yang mengenai badan, seperti:
a.         3-6 Hz untuk bagian thorax (dada dan perut),
b.        6-10 Hz untuk perubahan tekanan darah
c.         10 Hz untuk leher, kepala, pinggul akan beresonasi
d.        <  20 Hz tonus otot meningkat, otot lemah
e.         > 20 Hz otot menjadi kendor
f.         30-50 Hz digunakan dalam ilmu kedokteran olah raga untuk memulihkan otot-otot sesudah kontraksi luar biasa.
Selain dari getaran, bahaya kesehatan yang mungkin dialami oleh masinis keretaapi uap, yaitu ketika memasukkan bahan bakar berupa kayu ke ketel uap. Pak masinis mengatakan bahwa ia tidak menggunakan sarung tangan saat memasukkan kayu bakar.
Hal tersebut dikarenakan tidak ada nya fasilitasi yang menyediakan sarung tangan tersebut. Ia sudah sering meminta sarung tangan sebanyak 2 pasang, tetapi tidak ada tanggapan. Menurutnya,sarung tangan yang digunakannya hanya bertahan dua kalinamun karena tidak ada tanggapan dari pihak pengelola maka sarung tangan yangsudah rusak tetap digunakannya. Kemungkinan bahayanya yaitu tangan  masinis bias melepuh atau terkena api ketika memasukkan kayu ke ketel uap. Apalagi dengan paparan panas api yang berulang kali diterimanya. Bahaya psikis yang mungkin dialami oleh masinis yaitu stress, pusing, dan lelah. Hal tersebut dikarenakan tugas seorang masinis pada umumnya bersifat rutin dan monoton.  Dengan gerakan badan atau anggota badan yang terbatas dan waktu yangrelatif cukup lama dengan gerakan minimal sehingga pekerjaan ini dapat dirasakancukup statis dan membosankan.

C.       Cara penanggulangan bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh getaran atau vibrasi dari kereta api uap terhadap kesehatan fisik dan psikis masinis (terkait Hierarchy of Controlling Hazards)

a.         Eliminasi
Pemberian alat peredam dibawah alas kaki masinis, sehingga getaran seluruh tubuhyang diterimanya berkurang bahkan tidak dirasakan sama sekali.
b.        Substitusi
Perbaikan desaign mesin dan alat dengan getaran rendah, pemberian tempat duduk untuk masinis yang diperlengkapi dengan alat peredam getar dibawah tempat duduk.
c.         Engineering control
Pengoperasian kereta api uap memperhatikan Standar Operasional yaitu maksimal 6-8 jam.
d.        Administratif control
Pemeriksaan kesehatan pada masinis, meliputi pemeriksaan sebelum maupunsesudah kerja dan pemeriksaan berkala. Tidak memperkerjakan tenaga kerja dibawah usia 20 tahun karena rentan terhadap getaran. Melakukan briefing keselamatan rutin, memberikan pelatihan untuk dapat melakukan penilaian resikodan kesadaran akan keselamatan

D.      Alat Pelindung Diri :

Penggunaan sarung tangan khusus anti getar, masker untuk menghindari asap terhirup terlalu banyak, dan alas kaki khusus anti getar.






BAB IV
PENUTUP

A.       Kesimpulan

Pengaruh getaran dari kereta api uap terhadap kesehatan masinisnya, dapat menyebabkan gangguan baik psikis maupun fisik. Gangguan fisik yang diterimaseperti pegal-pegal, gangguan pernafasan, gangguan penglihatan,hipertensi bahkan dalam jangka lama menyebabkan orteoartritis tulang belakang. Sedangkan gangguan psikis yang diterima oleh masinis yaitu stress, pusing, dan lelah akibat pekerjaannyayang cukup statis dan monoton. 
Selain bahaya kesehatan dari getaran lokomotif, bahaya yang mungkin dialami masinis kereta api uap yaitu tangannya terkena api atau melepuh ketika memasukkan kayu ke ketel uap dikarenakan tidak memadainya alat perlindungan diri.
Upaya penanggulangan bahaya kesehatan tersebut memperhatikan prinsip Hierarchyof Controlling Hazards yaitu eliminasi, substitusi, engineering control, administratif control, dan alat pelindung diri.

B.       Saran
Perhatian terhadap pekerja masinis kereta api uap perlu ditingkatkan. Hal ini berkaitanpengalaman kami mewawancarai seorang masinis yang tidak menggunakan alat pelindung diri saat berhadapan dengan getaran,panas dan api.
Pelatihan dan pemeriksaan kesehatan untuk masinis kereta api sangatdiperlukan,karena akan membantu masinis untuk mampu melakukan penilaian resikodan timbul kesadaran akan keselamatannya saat bekerja






DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tj. Y. 2006.Kesehatan dan Keselamatan Kerja.UI-Press. Jakarta

Harrington & F.S Gill. 2005.Buku Saku Kesehatan Kerja.Edisi 3. Penerbit EGCCetakan I. Jakarta.

Sucofindo. 2002.Buku Saku K3.PT (Persero) Sucofindo. Jakarta.

Sumamur, PK. 1993. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.CV. Haji Masagung. Jakarta.

Anies. 2005.Penyakit Akibat Kerja. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Angraini, A. 2005.Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja pada Tingkat Getaran yang Berbeda.
Skripsi FKM-Universitas Negeri Semarang. Semarang.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar